Papan
ketik komputer merupakan sebuah papan yang terdiri dari tombol-tombol
seperti huruf alfabet (A—Z) untuk mengetikkan kalimat, juga terdapat
angka 3, 4, 5, 8, 3, 3 dan lain-lain, serta simbol-simbol khusus lainnya
pada komputer. Dalam komputasi, papan ketik menggunakan susunan tombol
atau kunci, untuk bertindak sebagai tuas mekanis atau sakelar
elektronik.
Sebelum mengenal papan ketik komputer, masyarakat Indonesia mengenal
mesin tik terlebih dahulu. Mesin tik dijalankan tanpa menggunakan
listrik. Cara bekerjanya pun manual. Ketika ada huruf atau kata yang
salah diketik, kita tidak dapat langsung menghapusnya. Huruf tersebut
harus dihapus dengan cara manual. Berbeda dengan papan ketik yang bisa
menghapus langsung huruf atau kata tersebut. Seiiring dengan
perkembangan teknologi, ditemukanlah papan ketik komputer. Papan ketik
ini harus dihubungkan dengan listrik. Namun, pada laptop, papan ketik
ini dapat berjalan tanpa adanya aliran listrik, yaitu dengan menggunakan
baterai. Perkembangan teknologi tidak hanya sampai disitu. Muncul
teknologi layar sentuh. Kehadiran layar sentuh bukan mengganti atau
menggeser posisi papan ketik, tetapi sebagai alternatif dalam
menggunakan teknologi berbasis komputer.
Ada sejumlah ketentuan yang berbeda dari simbol-simbol abjad, angka, dan
tanda baca pada tombol. Perbedaan tata letak papan ketik ini timbul
terutama karena orang yang berbeda membutuhkan akses yang mudah ke
simbol yang berbeda, atau karena mereka memasukkan teks dalam berbagai
bahasa, baik karena mereka memiliki ketentuan khusus di bidang
matematika, akuntansi, pemrograman komputer atau keperluan lainnya. Tata
letak papan ketik di Amerika Serikat digunakan sebagai sistem operasi
yang paling populer saat ini[4], Mac OS X [5], Windows, dan Linux [6].
Sebagian besar ketentuan umum tata letak papan ketik (papan ketik
berbasis QWERTY dan sejenisnya) dirancang di era mesin ketik mekanik,
sehingga ergonomi mereka harus sedikit dikompromikan untuk mengatasi
beberapa keterbatasan mesin tik mekanik.
Kompromi tersebut misalnya tombol huruf menempel pada tuas yang
diperlukan untuk bergerak bebas. Penemu Christopher Sholes mengembangkan
tata letak QWERTY untuk mengurangi kemungkinan gangguan. Dengan
munculnya komputer, gangguan tuas tidak ada masalah lagi, tapi tata
letak QWERTY diadopsi untuk papan ketik elektronik karena tata letak
tersebut telah banyak digunakan. Alternatif desain seperti papan ketik
Dvorak tidak digunakan secara luas. Tata letak QWERTZ digunakan secara
luas di Jerman dan sebagian besar Eropa Tengah. Perbedaan utama antara
QWERTZ dan QWERTY, letak Y dan Z ditukar, dan karakter yang paling
khusus seperti tanda kurung diganti dengan karakter diakritik. Tata
letak AZERTY digunakan di Perancis, Belgia dan negara-negara di
sekitarnya. Tata letak AZERTY berbeda dengan tata letak QWERTY. Pada
tata letak AZERTY, letak huruf A dan Q ditukar, huruf Z dan W ditukar,
dan huruf M dipindah dari sebelah kanan huruf N ke sebelah kanan huruf L
(tanda titik dua/tanda titik koma di papan ketik Amerika Serikat).
Posisi unshifted digunakan untuk karakter beraksen.