Jika melihat berita atau tayangan
televisi kita saat ini. Apa pemberitaan yang kalian liat dan dengarkan
tentang negeri ini ? Korupsi ? Pejabat vs Rakyat ? Perbedaan pendapat ?
Gosip selebriti ? Ah, itu semua pasti sudah biasa, bahkan sudah menjadi
santapan kita setiap harinya. Posting kali ini saya mencoba mengajak
kalian semua melihat Indonesia dari sisi lain, apa saja itu..?
1. Indonesia dan google.com
Perhatikan screenshot di bawah ini :
Secara sekilas sama sekali tidak ada hal
yang aneh dari hasil pencarian di atas. Tapi coba telusuri lebih jauh,
kita akan melihat suatu “keanehan”. Dengan menuliskan keyword
“indonesia” pada situs pencari terbesar saat ini google.com memberikan
hasil di mana pada halaman pertamanya memuat situs-situs yang tidak/bukan dibuat oleh orang Indonesia asli atau di hosting di Indonesia. Saya sedikit scroll ke bawah, dan hasilnya :
Yak, kita cukup berbangga, karena
akhirnya walau agak sedikit ke bawah situs website berakhiran [dot]id
muncul juga. Tapi lihat apa yang tampak di keterangan bawah alamat situs
tersebut ?
Blocked because of IPS attack. An attack was detected, originating from your system. Please contact the system administrator.
Siapa sih, admin NOCnya..? Siapa sih developernya..? Perbaiki dong..?
Saya pernah berandai-andai di sini,
mungkin nggak perlu saya ulang kembali. Padahal menurut data statistik
dari Saling Silang November 2011 tentang keadaan blogospere Indonesia
menunjukkan :
- > 5,3 juta blog/konten
- > 25 komunitas blogger lokal
- > 5 Konferensi Blogger skala nasional
- banyak sekali Blogging kontes.
Yang jadi pertanyaan..? apa yang selama
ini kita tulis..? apa yang selama ini kita share..? Kemudian bisakah
kita menulis untuk Indonesia..? Dengan kekuatan Blogger segitu harusnya
dalam waktu singkat halaman pertama Google[dot]Com berisi konten-konten
buatan kita dong..!! *mungkin komputer saya lagi bermasalah sehingga
hasilnya seperti itu*
2. Indonesia dan Internet User, Facebook dan Twitter
Untuk pengguna jejaring sosial Facebook, dilihat dari
checkfacebook.com,
Pengguna Facebook di Indonesia menduduki peringkat ke 4 dengan jumlah
pengguna sekitar 42,596,260 facebooker di bawah USA, Brazil dan India.
Jumlah Tweeps atau pengguna Twitter per-negara secara realtime bisa kita lihat dengan mengakses
aworldoftweets.com
dan pada data yang disampaikan di situs tersebut, Indonesia masuk
peringkat ke-3 dari sisi pengguna Twitter sejak Twitter berdiri ( 1 Nov
2010) di bawah USA dan Brazil.
Dengan nilai dan pemeringkatan di atas,
apakah ini bisa jadi sebuah prestasi untuk bangsa ini..? Jawabannya bisa
jadi, YA. Terbukti sudah banyak orang atau sekelompok orang melalui
aksinya berhasil mengubah kehidupan bangsa ini meskipun diawali dari
gerakan di ranah sosial media. Simak video-video inspiratif di bawah ini
:
Seorang tukang becak yang
memanfaatkan jejaring sosial Facebook untuk menarik pelanggannya (turis
asing) datang ke Yogyakarta. Salah satu bentuk contoh inspiratif dan
positif. Tukang becak aja mampu memanfaatkan dengan baik, apalagi
kita…!!
Gerakan Blood For Life dengan memanfaatkan mailing list dan blog untuk membantu mencarikan pendonor darah.
Selain itu Negara ini pernah berhasil
membuat gerakan yang berawal melalui Sosial media, sebut saja Koin for
Prita, Gerakan Sejuta Facebooker dukung Bibit dan Chandra Hamzah dan
masih banyak yang lainnya. Mungkin gerakan-gerakan inilah yang saat ini
lebih famous dikenal dengan istilah Click Activism. Jadi tidak
hanya sekadar klik tombol like, follow, join, submit dan sejenisnya
tetapi juga benar-benar melakukan tindakan nyata di kehidupan sosial.
Mari manfaatkan Sosial Media yang ada dengan baik, benar dan efektif…!!
3. Indonesia dan Pasar Android (Google Play)
Paling parah bagi saya adalah yang point
ketiga ini. Banyak sekali konten-konten negara kita yang beredar di
Pasar Android (Google Play), sayangnya hampir semua aplikasi tersebut
dibuat bukan developer negeri ini. Contohnya, coba lihat
aplikasi-aplikasi di bawah ini :
2.
Indonesian,
sebuah aplikasi untuk belajar bercakap-cakap menggunakan bahasa
Indonesia, dibuat oleh Bhuio. Belum tau developer mana, yang jelas bukan
dari developer Indonesia.
3.
Shadow Play Wayang Kulit,
aplikasi buatan Anakule Studio, developer asal Turki ini telah
“menodai” kebudayaan asli kita dengan membuat aplikasi Wayang Kulit Jawa
dengan iringan musik degung, Sunda. Perhatikan video di bawah ini :
Dan masih banyak lagi aplikasi-aplikasi
kearifan lokal bangsa kita di Pasar Android yang dibuat oleh developer
asing. Mari para developer-developer mobile utamakan membuat aplikasi
dengan mengusung tema kearifan lokal dulu, jangan sampai budaya dan
identitas negara ini dirampas oleh developer lain di ranah Google Play
Demikian opini dan pandangan pribadi saya tentang sisi lain Bangsa Indonesia. Mari berbagi…